
8

SEMERBAK HARUM SANG KUSUMA
WADAH PELESTARIAN SENI DAN BUDAYA DI GUNUNG BROMO
Junita Delphin
NIM: 315170049
UNIT: 2
NO. HP: 08982958947
Fasilitator Utama:
Ir. Sutarki Sutisna. M.Ars.
Fasilitator Pendamping:
Ir. Agustinus Sutanto, M.Arch., M.Sc., Ph.D.
Dr. Ir. Danang Priatmodjo, M.Arch.

“Semerbak Harum Sang Kusuma” merupakan proyek arsitektur yang berlokasi pada Gunung Bromo yang berpusat pada kehidupan budaya Suku Tengger. Suku Tengger merupakan suku asli yang tinggal di area sekitar Gunung Bromo yang juga terikat secara budaya dan tradisi serta memiliki kepercayaan bahwa Gunung Bromo adalah dewa dan tempat tinggal leluhur mereka yaitu Raden Kusuma. Raden Kusuma dipercaya sebagai leluhur Suku Tengger yang mengorbankan diri ke kawah Gunung Bromo untuk keselamatan Suku Tengger. Namun kepercayaan itu semakin luntur karena adanya pengaruh budaya modern. Proyek ini bertujuan sebagai wadah pelestarian seni dan budaya Suku Tengger untuk menciptakan keharmonisan antar dua budaya yang dihadapi yaitu budaya tradisional dan budaya modern.
Terinspirasi dari kehidupan legenda Raden Kusuma yang menjadi inti dari kebudayaan Suku Tengger, proyek ini berusaha untuk menampilkan unsur-unsur yang memunculkan kembali kenangan dan kesadaran akan budaya asli mereka yang semuanya tertuang dalam puisi Kidung Tengger. Puisi kemudian diterjemahkan kedalam enam skema, dan dihasilkan ruang-ruang yang menghadirkan segala pujian dan perasaan Suku Tengger terhadap Raden Kusuma. Proyek ini juga didukung dengan penerapan unsur arsitektur Majapahit dan didukung juga dengan unsur alam seperti matahari, air, bunga, kabut, hujan, serta tebing bebatuan pegunungan. Tidak hanya unsur budaya, penggunaan teknologi juga diterapkan untuk mewakilkan budaya modern. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ciri khas Suku Tengger seperti kerajinan sarung, taman bunga Edelweis, plataran, pemandian air panas, dan ruang memori Suku Tengger juga dihadirkan.
Semerbak Harum Sang Kusuma tidak hanya menghadirkan ruang kebudayaan biasa, melainkan kisah tentang Suku Tengger dan pengorbanan hidupnya demi memuliakan Raden Kusuma, sang penguasa Bromo.



